Jakarta -
Terminal pelabuhan
tercanggih dan paling ramah lingkungan di Indonesia akhirnya diresmikan oleh
Presiden RI – Joko Widodo. Setelah uji coba selama 6 bulan, Terminal Teluk
Lamong di Pelabuhan Tanjung Perak – Surabaya diresmikan pada Jumat (22/5) lalu.
Presiden Jokowi meresmikan Terminal Teluk Lamong bersama Gubernur Jawa Timur –
Soekarwo dan Direktur Utama Pelindo III – Djarwo Surjanto.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan pelabuhan yang berada di perbatasan
Surabaya dan Gresik itu merupakan bagian dari rencana untuk mewujudkan tol
laut. Apalagi setelah dilakukan Revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya,
kapal berukuran raksasa bisa masuk Terminal Teluk Lamong.
"Jadi kita akan membangun sistem terintegrasi mulai dari Pelabuhan
Belawan, Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Teluk Lamong hingga
Makassar yang ground breaking-nya hari ini serta Sorong yang ground
breaking-nya Agustus atau September," kata Jokowi. Usai menyampaikan
kata sambutan dan meresmikan Terminal Teluk Lamong, Jokowi meninjau control
room.
Di sini petugas tinggal menggerakkan joy stick untuk
menggerakkan peralatan bongkar muat kontainer. ''Pengoperasian bongkar muat
dilakukan secara semiotomatis. ''Semua dikendalikan dari control room.
Bukan gagah-gagahan, tapi safety. Di lapangan truk dan crane hilir
mudik, kalau banyak orang yang mondar-mandir bisa tertabrak. Mengurangi kontak
orang juga mencegah pungli,'' jelas Dirut Pelindo III Djarwo Surjanto.
Terminal Teluk Lamong memang dirancang sebagai terminal peti kemas yang
canggih. Untuk memindahkan petikemas, tidak lagi menggunakan Rubber
Tyred Gantry (RTG) seperti di Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan
Tanjung Priok. Melainkan alat bernama Automatic Stacking Crane (ASC)
yang terhubung dengan Terminal Operating System (TOS) sehingga
memudahkan identifikasi status dan informasi isi petikemas bersangkutan.
Manfaat penggunaan teknologi canggih tersebut adalah untuk meningkatkan
produktivitas kerja di pelabuhan. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan oleh
kapal yang merapat baik untuk muat atau bongkar muatan tidak terlalu lama.
Alhasil, waiting time atau waktu tunggu kapal yang hendak
merapat dapat dipangkas.
Ini membuat pengusaha dapat melakukan efisiensi biaya logistik sehingga harga
jual barang pada akhirnya bisa ditekan. Peralatan canggih yang diterapkan di
Teluk Lamong berkonsep ramah lingkungan. Alat bongkar-muatnya, ASC hingga Ship-to-Shore
Crane (STS) digerakkan dengan tenaga listrik.
Total daya listrik yang dibutuhkan dalam kondisi penuh dan sibuk adalah 100
Mega Watt. Hebatnya pasokan listriknya tidak tergantung PLN semata, melainkan
dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang dibangun khusus untuk
mendukungnya. Untuk mengurangi emisi gas buang PT Pelindo III mengoptimalkan
penggunaan energi listrik dari gas, termasuk untuk truk-truk kontainer yang
beroperasi di dermaga dan terminal. Khusus untuk Automotive Terminal
Trailer (ATT) dan Straddle Carriers (SC) menggunakan mesin diesel
dengan standar emisi EURO 4.
Standar tinggi ramah lingkungan itu juga berlaku bagi truk-truk pembawa
petikemas, hanya truk berbahan bakar gas yang diperkenankan untuk masuk
lapangan terminal. Sedangkan untuk truk berbahan bakar diesel, disediakan area
transfer di luar area terminal. Di sana pula muatannya dibawa dan dipindahkan
dengan truk berbahan bakar gas.
Kapal pertama yang bersandar dan melakukan bongkar muat di Terminal Teluk
Lamong setelah peresmian adalah MV Marine Bia dari perusahaan Samudera Shipping
Line. Kapal internasional itu mempunyai rute Surabaya-Singapura.
Sumber Detiknews
Sumber Detiknews
0 comments:
Post a Comment