Keutamaan Shalat Subuh di Awal Waktu

 Shalat Subuh diawal waktu disebut taghlis, yang berasal dari kata ghalas. Di dalam kamus Lisan al-‘Arab disebutkan bahwa makan ghalas adalah gelap akhir malam. Di dalam hadits disebutkan, “Adalah (Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam) melaksanakan shalat Subuh disaat ghalas: yaitu di akhir malam; di awal fajar yang kedua.
Ada juga istilah isfar, melaksanakan shalat Subuh setelah suasana terang benderang sebelum terbit matahari. Isfar sendiri artinya munculnya awal cahaya siang sebelum terbit matahari dan tampaknya bulatannya bagi orang-orang yang melihat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Demi Subuh jika mulai terang.” (Al-Muzzamil (73: 34), ‘Wajah-wajah pada hari itu terang (bercahaya).” (‘Abasa 80: 38)
Para ahli ilmu telah sepakat ilmu telah sepakat bahwa melaksanakan shalat Subuh di waktu ghalas atau di waktu isfar sama-sama boleh. Mereka berbeda pendapat mana yang lebih utama dari dua waktu itu. Yang benar-wallahu a’lam-, melaksanakannya di waktu ghalas lebih utama daripada melaksanakannya, di waktu isfar. Inilah pendapat jumhur, kebanyakan ulama, dan para imam madzhab selain madzhab Hanafi. Alasan yang mendasari pendapat ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha bertutur, “Para wanita mukminin turut melaksanakan shalat Subuh bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam keadaan berselimutkan kain masing-masing. Mereka pulang ke rumah masing-masing seusai melaksanakan shalat tanpa ada yang mengenali mereka karena gelap.”[1]
Jabir bin Abdullah menyatakan, “Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa melaksanakan shalat Subuh saat masih gelap.”[2]
Abu Barzah al-Islami menuturkan, “Beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak mempersalahkan penundaan shalat Isya’ sampai sepertiga malam. Beliau tidak suka tidur sebelumnya dan berbincang-bincang sesudahnya. Beliau melaksanaan shalat Subuh dan saat seseorang keluar (selesainya) dia tahu siapa yang ada disebelahnya. Beliau membaca sekitar 60 sampai 100 ayat di dalam dua rakaat itu atau di dalam salah satunya.”[3]
Hadits-hadits diatas shahih dan secara nyata menjelaskan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa melaksanakan shalat Subuh saat masih gelap, diawal waktunya.  Inilah pendapat kebanyakan ulama dan para imam: Asy-Syafi’i, Malik, Ahmad, Al-Laits bin Sa’ad, Al-Auza’i, Ibnu Jarir, dan Dawud. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya, Ibnul Qayyim. Pengarang Al-Mughni menulis, “Adapun shalat Subuh, melaksanakannya saat ghalas lebih utama. Pendapat inilah yang dipegangni oleh Malik, Asy-Syafi’i, dan Ishaq. Dan diriwayatkan bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman, Ibnu Mas’ud, Abu Musa, Abdullah bin Zubair, dan Umar bin Abdul Aziz berpendapat demikian.[4]
Para ulama madzhab Hanafi berpendapat bahwa lebih utama melaksanakan shalat Subuh saat sudah terang, isfar, setiap hari, baik di musim panas maupun musim dingin. Hujjah mereka adalah hadits Rafi’ bin Khudaij bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Laksanakanlah shalat Subuh saat isfar; sesungguhnya itu lebih baik banyak pahalanya.”[5]
Dan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud, katanya, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan shalat melainkan pada waktunya kecuali dua shalat: shalat jamak Maghrib dan      Isya’ –di Mudzdalifah- dan shalat Subuh pada hari itu sebelum waktunya.
Mereka beralasan, melaksanakan shalat Subuh pada waktu isfar akan memperbanyak jumlah jamaah. Juga, waktu untuk melaksanakan shalat sunnah lebih panjang. Tentunya yang memberi peluang lebih besar untuk melaksanakan shalat sunnah lebih utama.
Ada beberapa ulama yang mengkompromikan dalil-dalil jumhur dengan dalil-dalil madzhab Hanafi. Mereka menyatakan bahwa dalil-dalil mereka sebenarnya tidak bertentangan. Sebaliknya justru saling menguatkan. Penjelasannya, hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha dan Jabir radhiyallahu ‘anhu menerangkan keutamaan melaksanakan shalat Subuh di waktu ghalas; sedangkan hadits Rafi’ bin Khudaij radhiyallahu ‘anhu menerangkan keutamaan menyelesaikan pada waktu isfar. Semakin panjang bacaan kita dalam shalat subuh agar saat selesai kita sudah berada pada waktu isfar semakin besar pula pahalanya.
Hal ini telah dijelaskan oleh Imam Abu Ja’far Ath-Tahawi dengan sangat gamblang. Beliau adalah seorang ulama mujtahid madhzab Hanafi dari abad ketiga Hijriyah. Di akhir pembahasan masalah ini di dalam kitab beliau yang berjudul Syarh Ma’anil Atsar, beliau menulis, “Maka seyogianya dilakukan adalah mulai melaksanakan shalat subuh pada waktu ghalas dan menyelesaikannya pada waktu isfar. Inilah yang sesuai dengan dalil-dalil yang kami riwayatkan dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  dan para sahabat beliau.”[6]
Dari kalangan ulama Malikiyah, ada Ibnu Abdul Barr yang dalam kitabnya yang berjudul At-Tahmid menulis, “Riwayat bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman melaksanakan shalat Subuh pada saat ghalas adalah shahih. Adalah mustahil jika mereka meninggalkan yang utama. Sebab merekalah orang-orang yang paling benayak melaksanakan berbagai keutamaan.”[7]
Di dalam I’lam Al-Muwaqqi’in, Ibnul Qayyim menulis, “Sungguh, shalat Subuh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  adalah pada saat ghalas sampai beliau wafat. Hanya sekali beliau melaksanakannya pada saat isfar. Jeda waktu antara sahur dengan ghalas dengan shalat Subuh selam 50 ayat. Lantas bagaimana dengan hadits Rafi’ bin Khudaij, Laksanakanlah shalat Subuh saat isfar; sesungguhnya itu lebih banyak pahalanya!” setelah diteliti, maksud saat isfar di adalah mengerjakanya dalam waktu yang lama sampai saat isfar tiba, bukan memulainya setelah isfar sebagaimana dilaksanakan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  pastilah sesuai dengan perbuatan beliau, tidak bertentangan dengannya. Bagaimana bisa diduga Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  senatiasa melakukan suatu amalan hal mana pahalanya yang besar pada kebalikannya?”[8]
Penulis al-Manhal berkata, “Zhahir dalil-dalil yang ada menunjukkan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam  memulai (shalat subuh) pada saat ghalas dan menyelesaikannya kadang-kadang pada saat isfar seperti diterangkan oleh hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha  dan kadang-kadang pada saat isfar seperti diterangkan oleh hadits Abu Barzah. Ini sangat tergantung pada panjang-pendeknya bacaan. Beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa membaca antara 60-100 ayat.”[9]
Di dalam Irwa Al-Ghalil ada catatan yang baik dari syaikh Nashiruddin Al-Albani. Beliau menulis, “Makna yang ditunjukkan oleh seluruh lafal hadits adalah memanjangkan bacaan di dalam shalat sehingga shalat saat isfar. Semakin terangnya isfarnya semakin utama dan semakin banyak  pula pahalanya.” Kemudian Syaikh Al-Albani menghadirkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan beliau menyatakan keshahihannya. Yaitu hadits dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallammelaksankan shalat subuh saat tebit Fajar sampai mata dapat melihat.[10]Maknanya Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam memulai shalat subuh setelah terbit fajar tanpa mengakhirkannya dan selesai pada saat isfar, saat segala sesuatu mulai jelas bagi mata. Jika saja tidak ada hadits selain ini, sungguh  ini pun cukup. Namun kita akan menambahkannya dengan jawaban Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam atas pertanyaan Abdullah bin Mas’ud, amalan apakah yang paling utama? Beliau menjawab, ‘Shalat di awal waktunya.’[11]
Ghalas adalah awal waktu Fajar. Abu Mas’ud Al-Badri menuturkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan shalat Subuh disaat ghalas sekali, kemudian melaksankannya saat isfar sekali, dan setelah itu shalat-shalat subuh beliau adalah di saat ghalas semuanya sampai beliau wafat. Beliau tidak keluar darinya kecuali di saat isfar.[12]
Tiga hadits ini disertai dengan sikap inshaf, tidak berpihak, akan menyelesaikan perbedaan pendapat dalam hal ini.
Syubhat hadits Abdullah bin Mas’ud
Ada yang melaksanakan shalat subuh sebelum waktunya dengan menjadikan hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sebagai dasarnya. Beliau bertutur, “…dan beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan shalat subuh sebelum waktunya.”
Sungguh, hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu tidak mendukung pendapat mereka sama sekali. Sebab makna hadits itu adalah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan shalat diluar waktu biasanya. Hari itu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam benar-benar melaksanakan shalat di awal waktu supaya waktu untuk manasik lebih lapang. Sementara biasanya beliau memberi waktu untuk berwudhu bagi yang berhadats atau mandi bagi yang junub.[13]
Tentang pendapat yang mengatakan bahwa dengan isfar jumlah jamaah akan semakin banyak dan bahwa dengan isfar waktu untuk melaksanakan amalan sunnah sebelumnya lebih banyak sehingga ia lebih utama, maka pendapat ini tertolak dengan adanya hadits yang menerangkan kesunnahan mengerjakan shalat subuh di waktu ghalas. Hadits yang menjelaskan keutamaan isfar maknanya adalah memperpanjang bacaan sehingga kita keluar dari shalat saat sudah isfar. Tidak ada yang lebih indah dan lebih utama daripada sunnah, pastilah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjadi orang pertama yang melakukannya dan menujukannya kepada kita.
Tentang isfar akan memperbanyak jumlah jamaah, sesungguhnya ini menyangkut situasi dan kondisi jamaah serta imam mereka. Imam merekalah yang paling mengerti tentang mereka. Jika imam mengetahui bahwa mengakhirkan shalat beberapa saat atau sampai saat isfar lebih bermanfaat bagi jamaah, dia dipersilakan melakukannya. Ini seperti yang saya dengar bahwa di beberapa tempat di Amerika, kaum muslimin mengakhirkan shalat sampai saat isfar, sehingga mereka yang rumahnya jauh tidak terlambat. Selain juga karena berbagai faktor pekerjaan mereka. Demikian pula halnya dengan beberapa negara di Eropa yang kaum muslimin disana tidak mengetahui waktu fajar kecuali di awal cahaya siang. Maka atas nama mashlahat, isfar disini diperkenankan. Namun tetap tidak dikatakan bahwa hal itulah yang lebih utama atau sunnah. Akan tetapi dikatakan bahwa hal itu boleh karena dibutuhkan. Pun Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab pertanyaan tentang waktu shalat dengan praktik. Pada hari pertama beliau melaksanakan shalat subuh disaat ghalas, dan pada hari berikutnya beliau melaksanakannya pada saat isfar; lantas beliau bersabda, “Waktu shalat itu antara keduanya.”
Tentang pernyataan mereka bahwa yang memberi banyak kesempatan untuk amalan sunnah maka dia lebih utama, sungguh ini adalah pernyataan yang bertentangan yang bertentangan dengan hadits yang menerangkan bahwa waktu antara adzan dan iqamat shalat subuh hanya untuk shalat sunnah fajar saja atau meng-qadha’ shalat malam yang tertinggal. Selebihnya tidaklah mustahab (baca: sunnah). Ini akan diterangkan lebih lanjut di bab lain.
Kemudian tentang perbedaan waktu antara musim dingin dan musim panas. Malam musim dingin lebih panjang. Waktu ghalas setelah adzan Fajar pendek.
Berkenaan dengan ini ada dalil yang akan kami jadikan sebagai penutup pembahasan ini. Sayangnya hadits ini tidak dapat dijadikan hujjah, karena lemah sekali. hadits ini dibawakan oleh penulis Al-Mirqat. Sebelum membawakannya dia menulis, “Sebagian orang menyatakan bahwa isfar itu untuk malam-malam yang pendek, supaya orang-orang yang banyak tidur tidak ketinggalan shalat. Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, berkata, ‘Saat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutusku beliau bersabda, ‘Di musim dingin laksanakanlah shalat Subuh saat ghalas, panjangkanlah bacaan sekadar yang dimampui oleh orang-orang, dan janganlah membuat mereka bosan. Di musim panas laksankanlah shalat Subuh saat isfar, sebab malam-malam pada saat itu pendek dan orang-orang umumnya tidur. Tunggulah mereka supaya mereka mendapati (shalat jamaah).”[14] [Syahida.com]

 Sumber: Sulitkah Shalat Subuh Tepat Waktu? oleh Samir Al-Qarny bin Muhammad Riziq 

[1] Al-Lu’lu wal marjan, hadits no. 377.
[2] Al-Lu’lu wal marjan, hadits no. 388.
[3] Al-Lu’lu wal marjan, hadits no. 379.
[4] Al-Mughni, 1/405.
[5] Shahih Ibnu Hibban hadits no. 1490,  shahih sunan At-Tirmidzi hadits no. 154, dan Ibnu Majah hadits no. 154 dan Ibnu Majah hadits no. 672. Lafal hadits diatas lafal Ibnu Hibban.
[6] Irwa’ul Ghalil, 1/387.
[7] At-Tahmid, 4/340.
[8] I’lam Al-Muwaai’in, 2/383.
[9] Al-Manhal Al-‘Adzb Al-Mawarud 3/350.
[10] Irwa’-Al Ghazali 1/287 secara ringkas.
[11] Ibnu Hibban dengan sanad yang shahih no. 1475 dan Ibnu Khuzaimah hadits no. 327, dia menyatakan keshahihannya. Ada yang mengatakan bahwa hadits ini umum dan dikhususkan oleh hadits, “Laksanakan shalat subuh saat isfar…” sebagaimana adanya hadits yang mengkhususkan menunggu sampai dingin untuk shalat Dzuhur di hari yang panas juga dengan mengkahirkan shalat Isya’ sampai separuh malam. Namun, pendapat ini terbantahkan dengan hadits-hadits yang menjelaskan bahwa shalat-shalat Subuh Nabi dilaksanakan saat ghalas dan penafsiran para ulama terhadap isfar, bahwa maksudnya adalah saat keluar dari shalat bukan saat memulai.
[12] Diriwayatkan oleh Abu Dawud. Pensyarahnya berkata, “Para periwayatnya orang-orang yang tsiqqah,” ‘Aun Al-Ma’bud, 2/45. Ini juga di dalam Syarh As-Sunnah, al Baghawi 2/197. Isnadnya dinyatakan hasan oleh muhaqqiqnya.
[13] Al-Manhal Al-‘Adzb Al-Maurud 3/349.
[14] Syarh As-Sunnah hadits no. 356. Muhaqqiqnya mengatakan sanadnya lemah sekali.

Misteri Kedatangan Nabi Isa dan Imam Mahdi

Dajjal tidak akan muncul sebelum kedatangan Imam Mahdi. Dalam berbagai hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakan sosok Imam Al-Mahdi yang berasal dari keturunannya.
“Bila tidak tersisa dari dunia kecuali satu hari –Za’idah (salah seorang rawi) mengatakan dalam haditsnya- tentu Allah akan panjangkan hari tersebut, sehingga Allah utus padanya seorang lelaki dariku –atau dari keluargaku-. Namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya seperti nama ayahku. Ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kedzaliman dan keculasan.” (Hasan Shahih, HR. Abu Dawud)
Sesuai dengan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam maka Imam Mahdi bernama Muhammad atau Ahmad dengan ayah bernama Abdullah. Sifat fisik Imam Mahdi seperti hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Tersingkap rambutnya dari arah kepala bagian depan atau dahinya lebar, hidungnya mancung ujungnya tajam bagian tengahnya agak naik, secara sederhana bisa disimpulkan bahwa hidung Imam Mahdi tidak pesek.
Imam Mahdi akan hidup dan memimpin dunia selama 7 atau 9 tahun, hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
“Akan datang pada umatku Al-Mahdi, bila masanya pendek maka 7 tahun kalau tidak maka 9 tahun.” (HR. Ibnu Majjah)
Selama masa kepemimpinan Imam Mahdi maka kaum muslimin akan hidup bertabur nikmat dan rezeki dari Allah Subhanahu  wa Ta’ala. Kedatangan Imam Mahdi pada dasarnya akan mempersatukan kaum muslimin yang terpecah dan berkelompok-kelompok. Dan setelah mampu mempersatukan kaum muslimin maka imam Al-Mahdi menegakan negara Islam dalam satu bendera. Imam Mahdi didalam kalangan penganut Syiah di yakini dengan Imam yang kedua belas. Imam Mahdi sejatinya telah turun di tahun 356 H namun kaum syiah percaya bahwa Allah Subhanahu  wa Ta’alamenyembunyikan Imam Mahdi secara ghaib dan akan memunculkannya pada saatnya nanti.
Jihad Al-Mahdi dan Pasukannya
Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji jihad fi sabilillah, dan memerdekakan negeri-negeri Islam yang dikuasai oleh kaum kafir. Imam mahdi akan memimpin berbagai peperangan, yang dimulai dari jazirah Arab, kemudian berlanjut ke negeri Persia, dan negeri Rum. Allah memberinya kemenangan. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berpesan:
“Ketika kalian melihatnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak diatas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR. Ibnu Majah)
Al-Mahdi didukung oleh ‘Thaiyfah Mansyurah’ mereka adalah pasukan Islam yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana generasi awal umat Islam. Pasukan pembela Al-Mahdi ini disebut ‘Ashabu Rayati Sud’ mereka memegang panji-panji hitam seperti bendera hitam yang dibawa oleh pasukan Rasulullah. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Akan keluar suatu kaum dari  arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Al-Mahdi,” dalam hadits lain disebutkan dari Khurasan “Akan keluar beberapa bendera hitam tak sesuatupun bisa menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu di tegakkan di Baitul Maqdis.”
Ashabu Rayati Sud’ muncul saat kematian raja Saudi yang kemudian dilanjutkan dengan pertikaian 3 putra khalifah untuk memperebutkan Ka’bah. Seorang analisis politik Timur Tengah, Tony Carter, menilai pemerintah Arab Saudi kini tengah berada di dalam perpecahan. Sepeninggalan Raja Fath, kekuasaan Arab Saudi terpecah pada empat orang pangeran. Dan setelah raja Abdullah berkuasa sebagian kekuasaan politik masih tetap dipegang oleh pangeran Nayev, pangeran Sultan dan pangeran Salman. Diperkirakan setelah raja Abdullah wafat, perseteruan antara 3 pangeran Arab akan makin memuncak. Apakah skenario ini persis seperti Sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam,
“Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka adalah putra khalifah. Tetapi, tak seorangpun diantara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur. Lantas mereka memerangi kamu (bangsa Arab) dengan suatu peperangan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelumnya. Maka ketika kalian melihatnnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak diatas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR. Ibnu Majah)
Siapakah sesungguhnya kelompok pembela Al-Mahdi yang disebut ‘Ashabu Rayati Sud’ ini?
Ketika turun Surat Muhammad ayat 38 yang mengabarkan bahwa bangsa Arab suatu saat akan berpaling dari Rasulullah,
“… Jika kamu berpaling (dari agama), niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu.” (QS: Muhammad: 47: 38)
Para sahabat saat itu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Jika kita berpaling, maka siapakah yang akan menggantikan tempat kita?” Nabi meletakkan tangannya yang penuh berkah keatas bahu Salman Al-Farisi dan bersabda, “Ia dan kaumnya yang akan menggantikanmu. Demi Dzat yang jiwa yang berada dalam genggamannya. Jika agama ini bertaburan di Suraya maka sebagian dari orang Persia akan mencarinya dan memegangya.”
Bangsa Persia kini tersebar selain di Iran, juga di Iraq, Afghanistan, dan Pakistan. Dalam hadits lain Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutnya sebagai bani Ishaq atau keturunan Ish atau putra Nabi Ishaq dan keturunan dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam. Merekalah yang akan menggantikan penduduk asli Madinah yang menjadi pendukung Al-Mahdi. Merekalah yang disebut oleh nabi yang akan bertempur dengan bangsa Rum dalam peperangan yang dahsyat, dan memenangkannya.
Sebagian dari ulama menilai kelompok Taliban di Afghanistan yang saat ini ditakuti oleh pasukan Amerika Serikat menjadi cikal bakal kelompok Al-Mahdi. Meskipun kaum muslim fundamentalis ini sering dirusak citranya oleh media barat. Namun karakter dan kehidupan mereka dianggap lebih cocok sebagai kaum militan yang teguh, menegakkan ajaran Islam secara utuh. Mereka juga memiliki keahlian tempur yang hebat. Sebagai bekal menjadi pasukan Al-Mahdi. Pandangan ini belum tentu benar, tapi belum tentu salah juga. Hanya Allah yang maha Tahu. Siapakah kaum yang paling berhak menjadi pembela Al-Mahdi. Wallahu a’lam.
Misteri Nabi Isa di akhir Zaman
Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salaam menjadi salah satu tanda besar makin dekatnya Kiamat. Ada sekitar 33 hadits Shahih bahkan sebagian dari ahli hadits mengatakan jumlahnya sekitar 90 hadits tentang kedatangan Nabi Isa pada akhir zaman. Dalam sebuah hadits:
“Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’ (Al-Mannaratul Baidha’) di Damsyik (Damaskus) bagian timur,” (HR. Thabrani dari Aus bin Aus)
Dalam hadits lain disebutkan “Ia mengenakan 2 potong baju yang di celup ja’faran dan waros dan meletakan kedua telapak tangan diatas sayap-sayap 2 malaikat. Jika dia menundukan kepalanya maka akan menetes jika dia mengangkatnya turunlah air seperti mutiara. Maka tiada seorang kafir pun yang akan mencium aroma nafasnya kecuali dia mati dan nafasnya tercium dari jarak sejauh pandangannya.”
Saat turun Nabi Isa ikut mendirikan shalat bersama Imam Mahdi. Imam Mahdi kemudian berkata “Majulah wahai Rahullah jadilah imam.” Nabi Isa menjawab, “Tidak diantara kalian ada pemimpin yang telah dimuliakan oleh Allah  dalam umat ini.” Nabi Isa turun kebumi tidak membawa syariat baru tapi melanjutkan syariat Nabi Muhammad untuk menegakan agama tauhid dan meluruskan kaumnya yang menyembahnya sebagai Tuhan.
Nabi Isa bersama pasukan Al-Mahdi berhasil menaklukan Roma kemudian membunuh babi dan memecah salib. Sejak itulah umat Nasrani berbondong-bondong memeluk agama Islam kecuali kaum Yahudi. Pasukan Islam di dalam kepemimpinan Al-Mahdi dan Nabi Isa kemudian memerangi bangsa Yahudi. Inilah tanda-tanda kiamat yang paling besar sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:
Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan Yahudi. Maka kaum Muslimin membunuh mereka sampai Yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan Dan berkatalah batu dan pohon. Wahai muslim wahai hamba Allah ini Yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia kecuali pohon Gorqhod karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR. Muslim)
Bangsa Yahudi dipimpin Dajjal akan melakukan perlawanan. Inilah perang terbesar pada akhir Zaman. Dajjal bersama pasukan Yahudi akhirnya berhasil dikalahkan. Dalam sebuah riwayat, saat Dajjal melarikan diri dihadang oleh Nabi Isa ‘alaihis salaam,  badannya mendadak meleleh seperti lilin terkena api. Maka musnahlah Dajjal yang hidup di muka bumi lebih dari 4000 tahun. Setelah itu bumi akan diliputi keamanan dan kedamaian. Nabi Isa akan hidup di bumi selama 24 tahun menegakan keadilan dan kedamaian. Dalam hadits lain disebut selama 40 tahun. Nabi Isa kemudian wafat dan dimakamkan disamping makam Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Saat ini makam untuk Nabi Isa yang berada di mesjid Nabawi sudah disiapkan untuk menyambut nabiyullah ini.
Kebenaran Terjadinya Kiamat dengan Turunnya Nabi Isa a.s.
Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salaam ke muka bumi ini merupakan tanda yang jelas datangnya hari kiamat, Allah berfirman dalam Surat Az-Zukhruf:
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar adalah tanda bagi hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS: Az-Zukhruf: 43: 61)
Turunnya Nabi Isa juga kedatangan Al-Mahdi untuk menumpas Dajjal merupakan tanda-tanda akhir zaman yang wajib kita percayai. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. [Syahida.com]
Sumber: Khazanah Trans7

Gambar Yang akan Membuatmu Terlihat Sangat Kecil.

Terkadang kita perlu berhenti dan memikirkan hal apa yang ada di sekitarkita, siapa kita dan apa yang harus diperhatikan. Percayalah, mungkin anda akan mengubah visi didunia ini setelah melihat postingan ini.
Pada saat yang bersamaan 25 pengingat ini membuat rahang merapat karna betapa tidak pentingnya kita dan membuat pikiran kita benar-benar takut dan penasaran.
1. Di sinilah kita semua hidup, Bumi kita.
via: visibleearth.nasa.gov

2. Ini tata surya, “lingkungan“ kami.

via: foxnews.com

3. Ini adalah jarak berskala antara Bumi dan Bulan. Apakah Anda pikir bulan itu sangat jauh?
                                                                                                   via: reddit.com

4. Bagaimana kalau saya katakan bahwa Anda bisa memasukkan setiap planet dari sistem tata surya kita antara Bumi dan bulan?
via: reddit.com

5. Jika Anda masih tidak punya ukuran seberapa kecil kita, di sini adalah Amerika Utara biladibandingkan dengan Jupiter.
via: astronomycentral.co.uk

6.  Pada cincin Saturnus bisa memuat Enam Baris bumi.
via: astronomycentral.co.uk


7. Berikut ini  adalah  bagaimana langit kita akan terlihat jika bumi memiliki cincin seperti Saturnus.

via: io9.com

8. Ini adalah komet, jika dibandingkan dengan Los Angeles. Besar, bukan?

via: mentalfloss.com

9. Jika itu besar, di sini adalah matahari. Kita adalah titik kecil kecil di sana.

via: twitter.com

10. Dan ini penampakan bumi jika dilihat  dari bulan.

NASA

11. Dan dari Mars.
NASA

12. Dari Saturnus.
NASA

13. Dan dari Neptunus, 4 miliar kilometer jauhnya.

NASA

14. Namun mari  lihat lagi terlihat seperti apakah kita  jika dibandingkan dengan matahari , betapa kecilnya kita .menakjubkan.
via: astronomycentral.co.uk

15.  Titik kecil itu adalah matahari, dilihat dari Planet Mars.
NASA

16. Apakah Anda tahu ternyata ada lebih banyak bintang di ruang angkasa daripada pasir disetiap pantai di Bumi?
via: science.nationalgeographic.com

17. Dan di antara semua bintang-bintang ini, banyak yang jauh lebih besar dari matahari kita.Lihatlah bagaimana jika dibandingkan dengan VY Canis Majoris.

via: wikipedia.org

18. Dan ruang galaksi  sangatlah besar. untuk membuat  kamu memahaminnya  : jika matahariadalah sel darah, maka Bima Sakti akan sama besarnya dengan Amerika Serikat!
via: reddit.com

19. Bima Sakti sangatlah besar. Di sinilah kita berada di dalamnya.
via: teecraze.com

20.  membayangkan bahwa semua bintang yang bisa kita lihat di malam hari hanyalah  bagian dari lingkaran kuning ini saja, Benar-benar  menakjubkan.

via: twitter.com

21. Namun jangan pernah berpikir bahwa Bima Sakti adalah galaksi terbesar di ruang angkasa. Ini dia jika dibandingkan dengan Ic 1011!

via: twitter.com

22. Ini adalah gambar yang diambil dari teleskop luar .  Dalam ruang ini saja ada jutaangalaksi, masing-masing galaksi mengandung jutaan bintang, dengan planet  yang mengorbitdi sekitar mereka.
via: hubblesite.org

23. Inilah salah satu galaksi tersebut. Itu bernama UDF 423, dan itu 10 miliar tahun  cahaya jauhnya . Apa Anda tahu artinya ? Ini berarti bahwa cahaya membutuhkan waktu 10 miliartahun untuk mencapai bumi. Jadi pada dasarnya, apa yang Anda lihat itu adalah kondisi galaksi 10 miliar tahun yang lalu! Waow!
via: wikisky.org

24. Harus diingat bahwa setiap satu inci pandangan Anda dari langit malam mengandungmiliaran galaksi, bintang, planet.

via: thetoc.gr

25. Namun tidak semuanya warna-warni di luar sana. Disini adalah tempat lubang hitam jika dibandingkan dengan orbit kami. Sebuah lubang hitam adalah wilayah ruang waktu di managravitasi begitu kuat sehingga tidak ada partikel atau cahaya sinar memasuki wilayah yangpernah bisa lepas dari itu.
via: mcdonaldobservatory.org

Jadi, setiap kali Anda berpikir tentang kehidupan  dan eksistensi anda, tentang baik dan buruk di dunia ini, perlu diingat bahwa kita hanya bagian kecil,  titik kecil yang hilang dalam ruang.Hanya sedikit rekap . Ini adalah di mana kita hidup.
photo credits: Andrew Z. Colvin (Own work) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons

Sebagaimana yang kita lihat seperti di tata surya kita.
photo credits: Andrew Z. Colvin (Own work) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Dan di lingkungan antar kita.
photo credits: Andrew Z. Colvin (Own work) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Lingkungan kita  jika dibandingkan dengan galaksi kita.
photo credits: Andrew Z. Colvin (Own work) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Dan bagaimana tampilannya jika dari jauh.
photo credits: Andrew Z. Colvin (Own work) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Mari kita perkecil tampilannya sedikit lagi.
photo credits: Andrew Z. Colvin (Own work) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Sedikit  lagi.
photo credits: Andrew Z. Colvin (Own work) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Dan di sinilah kita, ini adalah alam semesta yang dapat diamati. Segala sesuatu yang kitakatakan sebelumnya, hanya terlihat sebagai titik merah. Mengagumkan?
photo credits: Andrew Z. Colvin (Own work) [CC-BY-SA-3.0], via Wikimedia Commons
Memikirkan tentang bagaimana kecil dan tidak penting kita jika dibandingkan dengan alam semesta ini ,benar-benar  membuat  pikiran saya melayang. Luar biasa!! Sungguh Maha Besar Allah yang Menciptakan Alam raya ini.



ruang gelap